Dya Iganov

Jumat, 19 Oktober 2012

PAHITNYA KEGAGALAN YANG BERBUAH MANISNYA KEBERHASILAN

Rencana, harapan, dan usaha
Apa jadinya kalau semua berujung pada 1 kata yang sama
"Kegagalan"???

Ketika kita sudah menyusun rencana se-sempurna mungkin dengan efek semua kegiatan kita akan lancar
Ketika kita sudah sangat sangat berharap akan sesuatu sehingga menjadi prioritas ketika ada sebuah kesempatan datang
Ketika kita sudah melakukan semua usaha yang halal, sudah mengerahkan semua kemampuan kita, bahkan hal-hal diluar kemampuan kita dengan mempelajarinya terlebih dahulu, sudah pula diiringi dengan doa dan berperilaku terpuji

Sampai suatu saat

Semua rencana kita tidak sesuai skenario awal, ada sedikit perubahan yang sebenarnya memberi pengaruh sangat luar biasa besar, adanya penundaan dalam jangka waktu lama, adanya pengorbanan untuk merelakan 1 atau 2 diantaranya tidak akan pernah bisa kita jalani, atau bahkan harus tidak bisa kita jalani semuanya sama sekali

Sampai suatu saat

Harapan kita berkembang terlalu besar sehingga cenderung menjadi obsesi tak sehat, buta untukmelihat hal-hal lain yang berpotensi menjadi prioritas yang menguntungkan, bahkan karena terlalu lama berharap, terlalu lama cenderung menjadi obsesi tak wajar hingga akhirnya harapan kita pun menguap, hilang bersama hela nafas berat yang kita hembuskan

Sampai suatu saat

Semua usaha yang sudah susah payah kita jalani membuat kita terjebak dalam rutinitas tak sehat, doa & ikhtiar yang tidak lagi tulus, prilaku terpuji yang berubah hanya untuk mendapatkan pamrih & simpatik, sampai pada waktu dimana kita sudah tidak mungkin lagi melakukan suatu usaha pun

Saat itulah kita semua berhadapan dengan musuh terbesar kita
"Kegagalan"

Yap, perasaan campur aduk ada semua, mulai dari marah, kesal, sedih, kecewa, bingung, penasaran, tidak mau terima, egois, optomisme untuk mencoba lagi dll. Semua adalah potongan-potongan kecil yang saling menyatu menjadi 1 bagian besar bernama "Kegagalan"

Saat itulah otak akan terpengaruh sehingga memanipulasi kita agar merasakan sedih, kecewa, kesal, penasaran, pesimis, over optimis, bahkan sampai menghalalkan segara cara demi menuju 1 kata "Keberhasilan"

Saat itulah kita berperang ,elawan diri kita sendiri yang membenarkan "Kegagalan" secara emosional manipulasi otak dan diikuti oleh tindakan nyata. Membenarkan secara emosional manipulasi otak tetapi tidak diikuti dengan tindakan nyata, ataukah melawan manipulasi otak dan bangkit lagi untuk mencapai "Keberhasilan" yang sesungguhnya dengan bermodalkan sikap optimis yang sewajarnya dan realistis??