Dya Iganov

Jumat, 05 Juli 2013

INDONESIA, IT’S YOURS, MINE & OURS

SUNSET PUNCAK TAMPOMAS, SUMEDANG
SUNSET MERBABU, SELO, JAWA TENGAH


SUNRISE KATUMIRI, KEC. PARONGPONG, KAB, BANDUNG BARAT

"Racuuuunnn"
Kira-kira gitulah reaksi temen-temen kalau saya mulai posting hal-hal berbau objek wisata yang pastinya masih di Indonesia . Awalnya sih hanya posting tentang beberapa objek wisata yang masih bisa dibilang belum terkenal atau bahkan malah belum pernah didenger sama sekali namanya. Berhubung masih awal banget kenal sama dunia travelling, jadi ga banyak pengalaman pribadi yang bisa diceritain, jadi yaaaa posting beberapa tempat yang memang udah jadi inceran dari jaman kuliah dulu, siapa tau ada yang sudah pernah atau malah mau kesana, jadi kan ada temennya.

CURUG CIPENDOK, BANYUMAS, JAWA TENGAH

PERKEBUNAN TEH SINUMBRA, RANCABALI, KAB. BANDUNG

SAWAH DESA TANGGEUNG, KAB. CIANJUR
Lama-lama, makin sering jalan, makin banyak tempat baru yang didatengin, makin banyak pengetahuan yang didapet, dan makin miris rasanya. Miris?? yap, dari sekian banyak tempat, pengetahuan dan pembelajaran yang tak ternilai harganya ada saja terselip suatu kata sifat "ketidakpedulian". Ketidakpedulian terhadap sesama, terhadap alam dan segala isinya, terhadap keragaman budaya yang ada, kekayaan adat-istiadat dan kearifan lokal, bahkan terhadap Sang Pencipta.
Bagaimana tidak, disuatu waktu, kami sudah susah payah atau bahasa kerennya sekarang sih "blusukan" sampai penuh lumpur, tangan-kaki-muka penuh baret-baret duri tanaman, berjalan jauh belasan kilometer, nyebrang pulau berjam-jam, bahkan terbang dengan pesawat seadanya untuk mencapai 1 tempat tujuan yang menurut kami "hidden paradise" -dan sebaiknya tetap bersembunyi- adaaa sajaa oknum yang dengan mudahnya (mudah dari semua aspek) malah dengan seenaknya merusak dengan embel-embel "memlihara", "mengelola" dll..... aah preettt!!! dan akhirnya, tempat yang kami nobatkan sebagai "hidden paradise" sudah tidak "hidden" lagi dan sudah tidak bisa dibilang "paradise" lagi karena sudah hampir sama menyerupai tempat-tempat wisata lainnya. Embel-embel tadi ga semuanya membawa dampak negatif sih, ada dampak positifnya jga, mulai dari terbukanya akses, perubahan pola perekonomian warga sekitar, peningkatan pendapatan penduduk sekitar, dll

PERKEBUNAN TEH SINUMBRA, RANCABALI, KAB. BANDUNG

TANAJAKAN SAREBU, KAB. BANDUNG
HUTAN DESA BALEGEDE, KEC. NARINGGUL. KAB. CIANJUR
Tapi tetap saja, menurut saya pribadi tidak semua "hidden paradise" bisa diperlakukan sama. Buktinya ada beberapa tempat yang sudah "disulap" sedemikian rupa, tapi ternyata tidak bisa "bertahan", daya dukung lingkungan dan juga daya tariknya sendiri tidak bisa membawa lebih banyak lagi orang untuk beberapa waktu kedepan., bahkan bila makin banyak yang datang, maka dia akan semakin tidak menarik seperti dulu, dan akhirnya, kembali sepi,tapi kali ini  dengan "rupa" yg sudah tidak alami. Yah, sayang sekali. Miris!

 
SUNRISE KATUMIRI, KEC. PARONGPONG, KAB. BANDUNG BARAT
Miris lainnya yaitu..... disaat ada 1 tempat yang lagi heboh-heboh menuju "naik daun" ternyata disana sudah "duduk manis" 1 atau 2. 3, bahkan 1 kawasan yang sudah dicap hak milik WNA & kita-kita yang hobi menjelajah cuman bisa memicingkan mata sambil geleng-geleng kepala liat didalam rumah kita ada rumah orang asing & kita sama sekali ga boleh masuk ke dalemnya.... ironis!
PERKEBUNAN TEH CIBUNI, KEC. RANCABALI, KAB. BANDUNG
CURUG CITAMBUR, KEC. KARANGJAYA, KAB. CIANJUR
CURUG CISABUK, NARINGGUL, KAB.CIANJUR
Okee, sebenernya bukan "pulau milik bule" hanya hak guna lahan di tempat itu dikuasai sepenuhnya sama si bule tadi. Tapi kepemilikan masih punya pemerintah. Tapiii, kalau saya pribadi sih eneg aja kalau ada pulau/lokasi yang di privat sama bule-bule. Mau menyalahkan? menyalahkan siapa? mau protes, tanpa kepemilikan mereka, mungkin malah tempat ini ga akan pernah ke-eksplore sama orang Indonesianya sendiri. Oke, biarlah, selama tempatnya dijaga & dirawat sih ga masalah.

CURUG CISABUK, NARINGGUL, KAB.CIANJUR
KECAMATAN NARINGGUL, KAB.CIANJUR
PERKEBUNAN TEH CIBUNI, KEC. RANCABALI, KAB. BANDUNG
Miris lainnya adalah.... ketika browsing lokasi baru untuk dieksplore, dan informasinya sangaaaat miniiimmm, sampai akhirnya mutusin buat ekplore modal nekat ke TKP, dan akhirnya ketauanlah kalau ternyata informasinya sengaja disebarkan seminim mungkin untuk konsumsi umum, karena disana mungkin ada lahan milik salah satu perusahaan swasta, sumber bahan tambang yang belum diekploitasi, dll. Kalau sudah kaya gini, harus berdamai dengan perasaan kecewa campur sedih. Kecewa, karena sudah sengaja diminimkan informasinya, ternyata milik perusahaan asing, sedih karena tempat secantik itu, kalau jadi cadangan, berarti suatu waktu harus siap "berubah wujud" Jadi, balik lagi sama postingan-postingan saya yang kadang satu kali posting bisa 5 atau lebih postingan, tujuan saya pribadi sih ga muluk-muluk harus semua orang Indonesia tau, yaaaa minimal teman-teman yang punya hobi yang sama dengan saya bisa lebih mengenal "rumahnya" sendiri, dimulai dari objek wisata, meningkat ke gambaran daerahnya, meningkat lagi ke pengetahuan umum tentang kebudayaan, adat istiadat, kebiasaan, rutinitas warga, pola kehidupan mereka, bagaiman profil lokasi tempat tinggal mereka dll. Setidaknya, dengan hanya sekedar tahu, kalau meningkat jadi tertarik, meningkat jadi penasaran, setidaknya dia mencari tahu sendiri segala sesuatu tentang tempat tersebut, jadi bisa meminimalisir secuil ke-"miris"-an yang tadi sempat saya singgung diatas.
SUNGAI KEC. NARINGGUL. KAB. CIANJUR
CURUG DESA BALEGEDE, KEC. NARINGGUL, KAB. CIANJUR
SUNRISE MAHAMERU, JAWA TIMUR
 Hanya, mungkin harus pintar-pintar memilah-milah informasi apa yang dicari, kalau sudah dapat harus bijaksana untuk menyebarluaskannya, bertanggung jawab dll. Tapi untuk yang se-level saya sih, cukup sampai dalam taraf "cukup tahu" dan usaha samampunya dan kecil-kecilan untuk membantu memajukan daerah dari modal berkunjung ke tempat-tempat wisata yang masih belum banyak dikenal tapi punya potensi untuk sektor pariwisata yang bagus. Ya, sederhana, hanya dari informasi mulut ke mulut, foto, itenerary sederhana dan tulisan-tulisan beragam krakter di blog mengenai "perjuangan" kitake tempat tersebut dan bagaimana tempat tersebut "layak" didatangi meskipun penuh perjuangan.
 Semoga saja makin banyak warga Indonesia yang mau sedikit meluangkan waktunya untuk "menengok" lagi ke dalam rumahnya ketimbang "mengintip" "rumah-rumah" tetangga yang jauuuh lebih mewah. Seperti kata pepatah "Rumput tetangga pasti lebih hijau" tapi ada juga pribahasa Sunda "buruk-buruk papan jati" artinya seburuk apapun, tapi lebih baik jika itu milik sendiri. (Kalau ga salah sih, belum buka buku pribahasa)
SUNSET PANTAI LASIANA, KUPANG, NTT
CURUG SANGHYANG TARAJE, KEC. BUNGBULANG, KAB. GARUT
CURUG OROK, KEC. CIKANDANG, KAB. GARUT
CURUG CIBADAK, KEC. CISOMPET, KAB. GARUT
CURUG TUJUH NEGLASARI, KEC. CISOMPET, KAB. GARUT
CURUG BENTANG, KEC. KASOMALANG, KAB. SUBANG


Rabu, 03 Juli 2013

IS THIS THE BEST IT GETS?

Kadang, hidup itu tidak adil

Ketika sudah mempersiapkan suatu rencana jauh-jauh hari dengan matang tapi begitu tiba waktunya harus berbenturan dengan hal lainnya, yang paling berat adalah berbenturan dengan masalah kerjaan,.

Kecewa? jangan tanya! tapi mau apa lagi? harus ditelen bulet-bulet semuanya. Ga ada yang peduli! Hanya beberapa orang yang tau & pernah merasakan hal yang sama yang bener-bener tulus bilang "sabar ya, sayang banget" selebihnya hanya nganggep "udahlaaah, kaya ga bisa pergi lain waktu aja"

Hei, ini bukan masalah waktu cadangan, ini masalah moment-momentnya. Bahkan untuk mengulang pergi ke 1 tempat dengan orang yang sama persis pun, moment yang didapet bakalan beda dari yang pertama, dan moment itulah penyesalan terbesar saya kalau gagal ngejalanin suatu rencana yang sudah ditunggu-tunggu. Meskipun saya bisa saja "balas dendam" tapi tetep, moment itu bakalan hilang & ga akan pernah saya dapatkan.

Kalau sudah kaya gini, saya bisa apa? paling saya meng-ekspresikan kekecewan saya dengan diam. Yah, kadang diam bisa jadi suatu bentuk ekspresi ataupun "pembalasan" yang paling menyakitkan dibanding dengan "pembalasan" secara visik maupun verbal.

Kadang juga saya berfikir

Kalau saja saya ga perlu repot-repot kerja dan hanya tinggal pergi kemanapun saya suka tapi tetap bisa hidup & punya masa depan cerah seperti orang-orang yang bekerja keras, tapi aah, mana mungkin.

Kadang hidup itu tidak adil

Ketika kita bersusah payah mencari pekerjaan yang kita inginkan setengah mati sampai akhirnya mengalah dengan mengambil "batu loncatan" tapi ada orang lain diluar sana dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan yang kita impi-impikan.

Ketika kita bersusah payah mengatur waktu agar rencana bepergian bisa berjalan lancar tanpa mengganggu rutinitas sehari-hari, adaaa saja hal-hal yang harus buat kita "berkorban" malah ditambah dengan ceramahan dengan embel-embel "ini saatnya belajar dewasa, bisa memilih mana yang prioritas, bisa mengalah terhadap ego, belajar ikhlas, belajar bertanggung jawab, dan bla bla bla lainnya" dan hei, apa bisa merasakan apa yang saya rasakan???

Jangan bilang bisa mengerti perasaan saya kalau belum pernah travelling dan belum pernah ada di posisi saya sekarang! Karena saya adalah orang yang percaya ga ada satupun orang yang bisa memahami "gimana rasanya" seseorang itu, kalaupun pernah ada di posisi yang sama, kadar bisa merasakan "gimana rasanya" mungkin hanya 5% saja.

Marah, kecewa, sebel, benci, bahkan dendam bisa saja muncul kalau sering mengalami keadaan seperti ini. Tapi apa mau dikata...... Kadang hidup itu  tidak adil....

Disaat kita punya banyak waktu dan teman-teman yang siap menemani untuk bertualang ke tempat-tempat baru, materi menjadi hambatan. Tidak sewajarnya kalau terus-terusan meminta.
Disaat kita sudah punya pemasukan sendiri, waktulah yang menjadi masalah. Berbenturan dengan tanggung jawablah, dengan kewajiban lainnyalah dll.

Itulah mengapa saya sampai saat ini masih terkesan idealis dengan melakukan apapun demi travelling tapi tidak untuk urusan kerjaan diluar jamnya. Ya, karena sekarang saya sudah yakin dengan passion saya (yg dulu sempat menjadi pertanyaan ketika interview di tempat kerja saya sekarang), ya, passion saya adalah........

Bertualang, eksplore tempat-tempat yang baru tanpa batasan waktu, tanpa keterikatan apapun, tidak dibawah perintah siapapun, tanpa pamrih apalagi yang berbau materi.

Dan kadang hidup itu tidak adil, karena mempertemukan kita dengan orang-orang berfikiran sempit yang tidak bisa menghargai perbedaan hobi & pemikiran strategi untuk jadwal rutinitasnya.
Kadang kita malah ditempatkan di lingkungan yang sudah jelas sama sekali bukan yang kita inginkan, tidak mencerminkan identitas kita, tempat yang malah membuat pemikiran untuk "kabur" semakin kuat & dominan

Kadang hidup itu tidak adil....

Harus membunuh ego, ambisi, dan idealis untuk kembali bergabung dengan mereka-mereka yang selama hdupnya bahkan hanya tau Indonesia itu hanya sebatas Pulau Jawa demi mendapatan suatu benda mati yang bernama uang, untuk melancarkan/melaksanakan mimpi-mimpi dan harapan yang jauuuuh dipendam dalam kenangan,

Kadang hidup itu tidak adil

Disaat kita butuh seseorang untuk berbagi justru disanalah kita harus bersusah payah mencari siapa yang benar-benar ada, disaat kita butuh bantuan, disanalah justru kita malah harus mengeluarkan seluruh kemampuan dan mengorbankan waktu kita karena tidak ada seorang pun yang membantu dan mengerti bagaimana sulitnya posisi kita.

Sedikit luapan kekecewaan, atau mungkin ketidaksiapan saya untuk perubahan yang baru terjadi di fase baru kehidupan saya, kehidupan yang dulu bebas, tanpa perintah dari siapapun, tidak mengenal batas waktu menjadi fase kehidupan seorang karyawan yang punya setumpuk tanggung jawab, sedikit-sedikit disuruh ngerjain ini-itu dan akhirnya malah jadi bertabrakan satu sama lain, kehilangan sekian belas jam untuk sekedar bersapa dengan teman lama, menjelajah tempat baru, atau sekedar memberi waktu untuk memanjakan diri sendiri.

Is This The Best It Gets?

MIND YOUR OWN BUSINNESS, GET YOUR OWN LIFE!

"Diam itu emas"

Pepatah yang sudah sering didengar sejak SD, dengan seribu tafsiran.
Buat saya kali ini tafsiran itu bisa diartikan dengan diamlah untuk tidak usil mengomentari urusan orang lain.

Yap, biarpun sudah sering dengar dan sudah termasuk kebal juga dengan komentar yang 1 ini dan juga turunan-turunannya, tapi kalau daya tahan kekebalan sedang tidak stabil, bisa-bisa sosok monster yang selama ini dijaga supaya tetap tertidur bisa bangun. Yap, monster itu bernama mulut.

Kalimat apa?

"Jalan-jalan wae"
 
Turunannya?

"Ga cape?" , "Kerjaannya gimana?", "Ga sayang uangnya?", "Tuh kan sakit, kebanyakan jalan sih."
Dan lain-lain

Okee dan 1 pertanyaan balik yang saya masih simpan rapat-rapat sampai sekarang adalah

"Kenapa? penasaran atau sirik?"

dan dilanjutkan dengan pernyataan

"Ga harus kan saya ngejalanin kegiatan yang sama kaya situ! Harus suka apa yang jadi kesuakaan situ! Saya pun ga mau

maksa situ harus suka sama apa yang saya sukai, jadi ga usah menggurui, komentar berdasarkan opinimu ataupun berusaha ceramah panjang-lebar mengenai apa yang saya lakuin"

Kenapa saya bisa punya pernyataan kaya gitu?

Karenaaa rata-rata orang yang ngeluarin komentar kaya gitu belum pernah atau mungkin salah moment berpergian kaya yang saya lakuin. Jangankan untuk hitungan biaya, nama tempat yang saya sebutpun ga ada 1 pun dari orang-orang kurang kerjaan tadi yang tau dimana letaknya, bagaiman bisa mereka ngerti strategi, persiapan & segala perhitungannya?

Mereka ga tau kalalu mau pergi ke suatu tempat itu harus hitung-hitungan berapa jaraknya, diperhitungkan apa bisa sampai lagi tepat waktu tanpa mengganggu rutinitas kerja, perhitungan jumlah biaya dengan jumlah orang karena selama ini selalu bepergian dengan sistem patungan, harus mencari moda transportasi yang efektif & efisien, harus cari tau tarif dari semua moda transportasi yang digunakan, harus memperhitungkan waktu tempuh & toleransi keterlambatan dari masing-masing moda transportasi yang tersedia, harus punya plan cadangan untuk semua aspek, harus juga memperhitungkan faktor cuaca, trend yang ada sepanjang daerah asal sampai ke tujuan (misalnya ada banjir di lokasi A, perbaikan jalan di lokasi B, longsor di lokasi C, dsb)

Bukan hanya itu, rute yang dilewatin dan nama-nama daerahnya pun bahkan sampai tingkat desa harus hafal urutannya, minimal tau kota besar terdekatnya apa, gimana cara kesana kalau-kalau ada situasi darurat. Dari segi keuangan, well siapapun boleh bilang kalau jalan-jalan itu membuang-buang uang. Tapi, apa bedanya sama orang yang tiap weekend ga jalan-jalan tapi nongkrong di mall, nonton bioskop, atau jalan-jalan ke villa?

Masalah uang itu masalah sensitif, jadi seorang yang hobi jalan-jalan itu adalah orang yang paling disiplin tentang uang. Ya iyalah, kalau dia ga disiplin, mana bisa dia bepergian tiap minggu tanpa harus mengemis-ngemis pinjem uang sana-sini untuk keperluan sehari-harinya? Kalau dia ga dsipilin tentang uang, bisa-bisa batal semua rencana bepergiannya karena uang yang sudah di budget untuk bepergian malah kepake untuk hal-hal lain yang sebetulnya hanya kebawa suasana saja.

Masalah cape, yah semua kegiatan pasti bakal menimbulkan rasa cape kan? bahkan tidur pun bisa bikin cape! Tapi cape untuk suatu kegiatan yang kita sukai rasanya itu adalah resiko yang tidak perlu diributkan. Kalau ternyata orang tersebut akhirnya sakit, jangan sembarangan menuduh gara-gara bepergian yang dia lakukan. Toh coba tengok orang lain, yang tidak suka bepergian, kalau sudah waktunya sakit ya sakit juga, kalau orang yang suka bepergian sudah 2 bulan berturut-turut dia bepergian jauh & kondisi kesehatannya masih fit terus, tandanya belum waktunya dia sakit kan?

Jadi, buat para komentator yang hobi banget ngomentarin orang-orang yang suka bepergian, sebelum melontarkan pertanyaan , cobalah tanya pada diri anda sendiri terlebih dahulu, maksud dari menanyakan pertanyaan itu apakah karena anda penasaran bagaimana mungkin seseorang yang dikenal bekerja di suatu tempat yang terkenal dengan kesibukannya bisa bebas bepergian jauh setiap weekend? hanya asal komentar dan bertanya? atau anda hanya sekedar sirik karena tidak bisa melakukan hal yang sama karena meski 1 lingkungan tapi anda tidak bisa seperti orang tersebut?

TITIK JENUH

WAYANG, WINDU, HARUMAN
WAYANG, WINDU, HARUMAN
Seandainya.....

Tiap pagi itu ga harus terburu-buru ke kantor
Ga harus macet-macetan ke kantor
Ga harus mikirin kerjaan yang udah menanti di kantor
Ga harus nerima perintah ngerjain ini-itu
Ga harus ribet-ribet ngurusin hal yang ga terlalu penting
Ga harus juga ngadepin orang-orang kepo & bawel
Ga harus dengerin ocehan ga penting orang-orang stress
GUNUNG RINGGIT
GUNUNG RINGGIT

Seandainya....

Tiap pagi itu sudah duduk manis di suatu tempat yang tenang menunggu moment sunrise
Tiap pagi itu bebas memilih untuk jogging, renang, atau sepedahan
Tiap pagi itu bisa mengabadikan embun yang naik disinari sinar matahari pagi
Tiap pagi itu ngucapin "Selamat Pagi" ke orang-orang yang tidak terlalu sibuk mikirin dirinya sendiri

GUNUNG BUTHAK
GUNUNG BUTHAK

Seandainya....

Tiap hari itu ga harus kejar target beresin kerjaan demi dapet waktu istirahat yang cukup
Tiap hari itu ga harus nurutin kemauan orang-orang gila uang yang ga pake otak
Tiap hari ga harus ngadepin sejumlah perintah yang ga bisa kompromi dengan mood & suasana hati
GUNUNG MERBABU
GUNUNG MERBABU

Seandainya.....

Tiap hari itu bisa memulai satu petualangan baru ke tempat baru
Tiap hari itu saatnya meng-eksplore tempat-tempat baru di pelosok Indonesia
Tiap hari itu identik dengan petualangan baru ke alam bebas
Tiap hari itu diisi dengan pengalaman berharga yang ga akan didapat dalam rutinitas kerja
SUNSET PANTAI TRIANGULASI 2
SUNSET PANTAI TRIANGULASI 

Seandainya....

Tiap hari itu yang diperlukan adalah suatu pencarian sederhana mengenai tempat baru untuk didatangi
Tiap hari itu yang diperlukan adalah backpack dengan perlengkapan lengkap
Tiap hari itu ga ada yang mengganggu ketika kita sedang asik mengerjakan hal yang kita suka
Tiap hari itu ga harus menghadapi orang-orang yang bisa merusak suasana hati
PURNAMA TELUK HIJAU
PURNAMA TELUK HIJAU

Seandainya....

Tiap hari bisa bepergian kemanapun kita mau tanpa harus memusingkan biaya, izin, dan tanpa batas waktu
Tidak harus susah payah kerja demi biaya travelling tapi juga tidak merepotkan orang tua
Tidak harus bertabrakan antara tanggung jawab dan keinginan
Tidak harus memilih antara punya pemasukan atau punya banyak waktu luang
TEBING SUMBING 2
TEBING SUMBING

Seandaninya.....

Bisa menjalani itu semua tapi juga bisa menjalani kehidupan yang tidak kekurangan, memiliki masa depan untuk penerus kita
SUNRISE KATUMIRI 3
SUNRISE KATUMIRI

Seandainya....

Semua itu bukan hanya khayalan dengan kemungkinan yang sangat keciiilll.....