Dya Iganov

Rabu, 03 Juli 2013

IS THIS THE BEST IT GETS?

Kadang, hidup itu tidak adil

Ketika sudah mempersiapkan suatu rencana jauh-jauh hari dengan matang tapi begitu tiba waktunya harus berbenturan dengan hal lainnya, yang paling berat adalah berbenturan dengan masalah kerjaan,.

Kecewa? jangan tanya! tapi mau apa lagi? harus ditelen bulet-bulet semuanya. Ga ada yang peduli! Hanya beberapa orang yang tau & pernah merasakan hal yang sama yang bener-bener tulus bilang "sabar ya, sayang banget" selebihnya hanya nganggep "udahlaaah, kaya ga bisa pergi lain waktu aja"

Hei, ini bukan masalah waktu cadangan, ini masalah moment-momentnya. Bahkan untuk mengulang pergi ke 1 tempat dengan orang yang sama persis pun, moment yang didapet bakalan beda dari yang pertama, dan moment itulah penyesalan terbesar saya kalau gagal ngejalanin suatu rencana yang sudah ditunggu-tunggu. Meskipun saya bisa saja "balas dendam" tapi tetep, moment itu bakalan hilang & ga akan pernah saya dapatkan.

Kalau sudah kaya gini, saya bisa apa? paling saya meng-ekspresikan kekecewan saya dengan diam. Yah, kadang diam bisa jadi suatu bentuk ekspresi ataupun "pembalasan" yang paling menyakitkan dibanding dengan "pembalasan" secara visik maupun verbal.

Kadang juga saya berfikir

Kalau saja saya ga perlu repot-repot kerja dan hanya tinggal pergi kemanapun saya suka tapi tetap bisa hidup & punya masa depan cerah seperti orang-orang yang bekerja keras, tapi aah, mana mungkin.

Kadang hidup itu tidak adil

Ketika kita bersusah payah mencari pekerjaan yang kita inginkan setengah mati sampai akhirnya mengalah dengan mengambil "batu loncatan" tapi ada orang lain diluar sana dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan yang kita impi-impikan.

Ketika kita bersusah payah mengatur waktu agar rencana bepergian bisa berjalan lancar tanpa mengganggu rutinitas sehari-hari, adaaa saja hal-hal yang harus buat kita "berkorban" malah ditambah dengan ceramahan dengan embel-embel "ini saatnya belajar dewasa, bisa memilih mana yang prioritas, bisa mengalah terhadap ego, belajar ikhlas, belajar bertanggung jawab, dan bla bla bla lainnya" dan hei, apa bisa merasakan apa yang saya rasakan???

Jangan bilang bisa mengerti perasaan saya kalau belum pernah travelling dan belum pernah ada di posisi saya sekarang! Karena saya adalah orang yang percaya ga ada satupun orang yang bisa memahami "gimana rasanya" seseorang itu, kalaupun pernah ada di posisi yang sama, kadar bisa merasakan "gimana rasanya" mungkin hanya 5% saja.

Marah, kecewa, sebel, benci, bahkan dendam bisa saja muncul kalau sering mengalami keadaan seperti ini. Tapi apa mau dikata...... Kadang hidup itu  tidak adil....

Disaat kita punya banyak waktu dan teman-teman yang siap menemani untuk bertualang ke tempat-tempat baru, materi menjadi hambatan. Tidak sewajarnya kalau terus-terusan meminta.
Disaat kita sudah punya pemasukan sendiri, waktulah yang menjadi masalah. Berbenturan dengan tanggung jawablah, dengan kewajiban lainnyalah dll.

Itulah mengapa saya sampai saat ini masih terkesan idealis dengan melakukan apapun demi travelling tapi tidak untuk urusan kerjaan diluar jamnya. Ya, karena sekarang saya sudah yakin dengan passion saya (yg dulu sempat menjadi pertanyaan ketika interview di tempat kerja saya sekarang), ya, passion saya adalah........

Bertualang, eksplore tempat-tempat yang baru tanpa batasan waktu, tanpa keterikatan apapun, tidak dibawah perintah siapapun, tanpa pamrih apalagi yang berbau materi.

Dan kadang hidup itu tidak adil, karena mempertemukan kita dengan orang-orang berfikiran sempit yang tidak bisa menghargai perbedaan hobi & pemikiran strategi untuk jadwal rutinitasnya.
Kadang kita malah ditempatkan di lingkungan yang sudah jelas sama sekali bukan yang kita inginkan, tidak mencerminkan identitas kita, tempat yang malah membuat pemikiran untuk "kabur" semakin kuat & dominan

Kadang hidup itu tidak adil....

Harus membunuh ego, ambisi, dan idealis untuk kembali bergabung dengan mereka-mereka yang selama hdupnya bahkan hanya tau Indonesia itu hanya sebatas Pulau Jawa demi mendapatan suatu benda mati yang bernama uang, untuk melancarkan/melaksanakan mimpi-mimpi dan harapan yang jauuuuh dipendam dalam kenangan,

Kadang hidup itu tidak adil

Disaat kita butuh seseorang untuk berbagi justru disanalah kita harus bersusah payah mencari siapa yang benar-benar ada, disaat kita butuh bantuan, disanalah justru kita malah harus mengeluarkan seluruh kemampuan dan mengorbankan waktu kita karena tidak ada seorang pun yang membantu dan mengerti bagaimana sulitnya posisi kita.

Sedikit luapan kekecewaan, atau mungkin ketidaksiapan saya untuk perubahan yang baru terjadi di fase baru kehidupan saya, kehidupan yang dulu bebas, tanpa perintah dari siapapun, tidak mengenal batas waktu menjadi fase kehidupan seorang karyawan yang punya setumpuk tanggung jawab, sedikit-sedikit disuruh ngerjain ini-itu dan akhirnya malah jadi bertabrakan satu sama lain, kehilangan sekian belas jam untuk sekedar bersapa dengan teman lama, menjelajah tempat baru, atau sekedar memberi waktu untuk memanjakan diri sendiri.

Is This The Best It Gets?